[Review] Wonder Woman (2017)


"Gal Gadot born to be Wonder Woman"

Menjadi salah satu pesaing dalan cinematic universe dengan Marvel Cinematic Universe, DC Extended Universe lumayan tertatih dalam mengejar ketertinggalan. Batman v Superman yang mendapat mixed review namun akhirnya dipuji lewat Extended Cut-nya dan Suicide Squad yang bagi saya merupakan horror luar biasa jeleknya film itu, membuat saya pun skeptis dengan waralaba baru Warner Bros. ini. Berusaha menjawab kembali kecemasan, Patty Jenkins menghidupkan sebuah hero wanita yang sudah ditunggu sejak lama: Wonder Woman. Kembali dibintangi Gal Gadot sebagai sang jagoan, mampukah filmnya menjawab keraguan penonton termasuk fans nya?

Film ini dibuka dengan kisah yang mengalir amat nikmat dengan membuka gerbang masa lalu dari Diana. Cerita dari kehidupan di daerah asalnya terasa meyakinkan walaupun sayangnya agak terasa kepanjangan. Akan tetapi tidak menganggu alur filmnya dan adegan pertempurannya patut dipuji. Apalagi transisi perempuan ini dari seorang wanita polos hingga sebagai wanita yang kuat berbahaya. Tidak membosankan bahkan saya sangat enjoy dengan alur ceritanya yang rapih dalam memperkenalkan karakter lainnya juga chemistry duo Diana-Steve Trevor. Ada momen terasa menyesakkan dan lagi menyinggung makna perang itu sendiri, sentilan yang sebenarnya sudah sering di beberapa film bertema perang namun kembali dihadirkan dengan sajian segar. Kehebatan Wonder Woman tidak hanya dalam narasinya, bahkan final battle nya juga sangat dahsyat. Memperlihatkan sisi manusia yang mampu bertarung dan juga unsur heroik yang hebat. Terima kasih atas adegan scene akhirnya Jenkins, applaus meriah untuk adegan itu. 


Jajaran cast-nya terbilang semuanya solid dan memiliki chemistry bagus. Lagi, pujian harus diberikan kepada Gal Gadot di mana ia berhasil menyelesaikan misi beratnya mengangkat satu karakter yang sudah lama dinantikan ini. Aktingnya mengalami peningkatan signifikan dan bagaimana pembawaannya sebagai seorang superhero membuat saya merinding ketika ia mengenakan kostumnya itu. Begitu pun Chris Pine yang juga tampil menawan sebagai Steve Trevor, seorang pria yang harus berjibaku antara emosi dan takdirnya dalam Perang Dunia Ke-1 ini. Aktingnya dengan Gadot sangat natural dan alami, merupakan salah satu duo on screen yang saya suka di film genre superhero. Cast lainnya pun sama bagus dalam mendukung karakter utamanya namun patut dipuji adalah Robin Wright dan juga David Thelwis yang mampu menghadirkan akting yang prima dan sangat nikmat melihat karakter mereka di film ini.

Tentu saja untuk pujian lebih harus dtujukan pada Petty Jenkins. Lewat tangan magisnya, Wonder Woman tidak menjadi film medioker tipikal superhero belaka. Cerita yang digarap oleh Zack Snyder, Allan Heinberg, Jason Fuchs dengan naskah oleh Heinberg yang bagus diterjemahkan dengan ciamik oleh Jenkins. Spesial efek yang tidak terlalu banyak lumayan asyik untuk dilihat walaupun sayangnya agak kasar di beberapa scene, untungnya practical effect yang lebih dimajukan menjadi nilai plus lainnya dari film keempat DCEU ini. Gubahan musik dari Rupert Gregson-Williams tidak hanya menemani, namun memperkuat setiap adegan yang ada walaupun "Is She With You?" dari Hans Zimmer-Junkie XL tetap menjadi menu utama dalam setiap aksi prima wanita dari Amazon itu.


Akhir kata, akhirnya sebuah film DCEU yang menjadi senjata dahsyat di tahun ini. Seperti halnya menonton Man of Steel atau bahkan Superman dari Richard Donner, Wonder Woman merupakan salah satu karya terbaik dari DCEU dan film adaptasi DC Comics. Andai formula bagus ini dipertahankan, Marvel Studios benar-benar memiliki pesaing lainnya selain X-Men Cinematic Universe. Astonishingly beautiful, Wonder Woman adalah film DCEU yang kembali menemukan formulanya dengan tepat dan luar biasa.

Comments