Ulasan Film: Kamen Rider Ex-Aid: True Ending (2017)


Sutradara: Shojiro Nakazawa
Penulis cerita: Yuya Takahashi
Pemain: Hiroki Ijima, Toshiki Seto, Ukyo Matsumoto, Ruka Matsuda, Tetsuya Iwanaga, Hayato Onazuka, Kai Shouma, Reina Kurosaki, Yoshikuni Dochin. 

Seperti biasa, Toei kembali merilis double-billing film musim panas pada tahun lalu yaitu Kyuranger dan juga Kamen Rider Ex-Aid. Ulasan kali ini akan membahas yang sebut terakhir tadi, yaitu Kamen Rider Ex-Aid di mana filmnya berjudul True Ending. True Ending? Bagian Akhir Yang Sebenarnya? Seperti itulah yang dijanjikan oleh Yuya Takahashi (Penulis Ex-Aid) dan Toei. Apakah judul ini memang benar babak pamungkas ceritanya? 

True Ending memang mengisahkan pasca event dari serial Kamen Rider Ex-Aid. Namun sebelum saya lebih lanjut membahas filmnya, film ini sempat mengalami 'drama tidak penting' yang sempat membuat fans agak kebingungan. Hal ini dikarenakan timeline yang seakan tidak pasti baik dari pemain, kru produksi sampai Toei sendiri akhirnya harus memberikan klarifikasi secara resmi. Hal yang justru membuat saya sendiri lumayan menertawakannya karena terlihat sekali Toei tidak bisa menjaga arahan dari Ex-Aid ini sendiri sampai mereka harus memperjelas timeline film ini sendiri. Bagi saya sendiri, film ini justru malah 'tidak nyambung' dengan serialnya dan feel-nya pun sangat berbeda, walaupun dibilang kelanjutan.

Oh ya, ada after credit yang patut untuk ditunggu dan menjadi penghubung Heisei Generations Final nanti.


Baik, film ini dibuka dengan cerita di mana adanya invasi musuh baru ang harus dihadapi oleh Emu dan kawan-kawannya. Musuhnya ini sendiri ada dua yaitu Kamen Rider Ninja dan satu bule berbadan tambun yang sempat muncul di paruh akhir serial. Ceritanya sendiri mengalir dengan biasa sebenarnya dan paruh awal juga ditampilkan dengan biasa saja. Saya sendiri hanya terkesan dengan scene pertempuran di tengah suasana hujan dan final battle -ya saja. Ketika berada di dunia VR justru eksekusinya hambar, padahal ini yang sebenernya dipromosikan secara jor-joran oleh Toei. Final battle-nya lumayan saya sukai dan ya jauh lebih memberikan tensi dan juga momen yang baik ketimbang hampir 80 persen filmnya. Aksinya sendiri juga tidak terlalu wah, dan mungkin ini yang sangat disayangkan padahal di serialnya agak mendingan. Koreografinya tidak wah, bahkan menyaksikannya pun tidak berkesan juga. Kalaupun berkesan ya bagian akhir pertarungan pamungkas yang itu pun tidak terlalu banyak sebenarnya. Agak disayangkan dengan tema game ini harusnya koreografinya bisa lebih baik.

Dari jajaran pemain ya, nampaknya saya lumayan bosan dengan menulisnya juga karena pada kenyataannya hal ini masih sama persis dengan serialnya. Jajaran pemain pendukung lebih bisa dinikmati ketimbang pemeran utamanya. Chemistry Dan Kuroto-Kujyo Kiriya kembali ditampilkan dengan baik oleh Tetsuya Iwanaga dan Hayato Onozuka. John Maxima sebagai musuh utama yang terlalu biasa dan tidak berkesan juga tidak mengintimidatif sama sekali. Kagenari Nagumo/Kamen Rider Hurricane Ninja yang diperankan Yoshinoku Dochin ternyata dapat memberikan emosi sebagai seorang ayah yang memiliki latar belakang yang cukup memberi simpati. Emu? yah begitulah. 


Shojiro Nakazawa, sutradara True Ending nampaknya agak kebingungan dalam mengarahkan filmnya. Apalagi ada beberapa setting tempat dan juga usaha ia tidak terlalu membocorkan apa yang sebenernya terjadi di serial membuat film ini lumayan awkward. Dibilang buruk tidak, karena memang masih ada beberapa pengambilan gambar yang bagus. Akan tetapi dilihat dari nilai produksinya, True Ending tidak memberikan impresi apapun. Yuya Takahashi sebagai penulis nampaknya juga mengalami hal yang sama, di mana cerita yang ia tulis dan dimaksudkan sebagai babak akhir Ex-Aid justru terlihat bukan sebagai kelanjutan atau babak pamungkasnya, melainkan hanya episode biasa yang diangkat menjadi film.Namun saya memuji bagaimana ia mengarahkan cerita tentang permasalahan umum orang tua-anak yang biasa terjadi di Jepang dan untungnya Nakazawa bisa mengarahkan momen ini dengan baik. CGI-nya khas Toei dan jelas tidak berharap terlalu banyak dalam hal ini dan editing-nya lumayan kasar. Scoring music-nya tidak terlalu diingat dan kena di kuping saya akan tetapi "Life is Beautiful" menjadi salah satu lagu penutup yang bagus oleh Daichi Miura, yah setidaknya bukan "Excite" yang diputar. 


Akhir kata, Kamen Rider Ex-Aid: True Ending merupakan sebuah film yang terasa mengangkat cerita ayah-anak yang baik namun sangat keteteran di bagian aksi dan juga cerita dengan musuhnya. Pun sebagai akhir seperti yang saya sudah sebutkan, sangat terasa aneh dan tidak nyambung dengan serialnya walaupun dibilang terhubung secara resmi. walaupun tidak separah serialnya yang memang buruk, True Ending sendiri masih bisa saya sedikit nikmati walaupun filmnya terbilang sangat biasa saja.

Comments